Jakarta, netinfo.id – Skuad Garuda lagi puasa striker ganas. Bukan puasa Ramadan, tapi puasa sosok nomor 9 yang bisa bikin kiper lawan mimpi buruk.
Bayangin aja, babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 sudah nongol di depan pintu. Lawan pertama? Arab Saudi. Lawan kedua? Irak. Mainnya di Riyadh, markas King Abdullah Sports City yang auranya mirip colosseum buat gladiator.
Masalahnya, ujung tombak kita bolong. Ole Romeny, yang sempat jadi harapan, masih parkir di ruang perawatan pascaoperasi. Jadi, Patrick Kluivert harus putar otak biar Timnas nggak ompong di depan.
Memang ada nama-nama baru. Miliano Jonathans, bocah Utrecht yang lincah kayak kuda pacu, tapi doi aslinya bukan striker murni. Lebih sering main sayap, kadang jadi gelandang serang. Kalau dipaksa jadi nomor 9, bisa-bisa dia malah nyasar ke pinggir lapangan.
Ada juga Mauro Zijlstra, penyerang muda dari Volendam. Waktu lawan Lebanon di Surabaya, Mauro turun jadi starter, tapi sayangnya jaring gawang lawan masih perawan. Usia masih 20 tahun, pengalaman internasional pun tipis, jadi agak riskan kalau langsung dipaksa jadi mesin gol utama.
Lalu pertanyaannya: siapa penerus Bepe, El Loco, dan Kurniawan? Apakah bakal muncul striker lokal dengan insting predator, atau PSSI bakal terus berburu darah segar keturunan Belanda?
Yang jelas, tanpa striker tajam, Timnas bisa kayak kapal layar tanpa nahkoda jalanan sih jalan, tapi arah gol entah ke mana.
Oktober nanti bakal jadi ujian besar. Dan fans Garuda cuma bisa berharap, ada satu penyerang yang nekat, lapar gol, dan siap jadi mimpi buruk kiper Arab Saudi dan Irak.(*)
