netinfo.id – Mandau bukan sekadar senjata, melainkan lambang peradaban dan identitas kultural yang telah melekat kuat dalam sejarah masyarakat Dayak di Kalimantan.
Senjata ini menyimpan narasi panjang tentang keberanian, spiritualitas, hingga keahlian pandai besi yang diturunkan antargenerasi. Berikut tujuh fakta sejarah tentang Mandau:
1. Warisan Leluhur yang Telah Berabad-abad
Mandau telah digunakan oleh suku Dayak sejak berabad-abad lalu, bahkan sebelum era kolonial memasuki Kalimantan. Catatan etnografi abad ke-19 oleh penjelajah Eropa menyebut Mandau sebagai senjata khas yang digunakan dalam perburuan dan pertahanan diri.
2. Terkait dengan Praktik Head Hunting
Dalam sejarahnya, Mandau erat kaitannya dengan praktik ngayau atau perburuan kepala, tradisi kuno yang dahulu menjadi bagian dari sistem sosial dan spiritual Dayak. Praktik ini tidak sekadar kekerasan, tetapi berkaitan dengan penghormatan kepada roh leluhur dan perlindungan komunitas.
3. Ukiran Bilah yang Sarat Makna
Bilah Mandau tidak dibuat secara sembarangan. Ukiran dan simbol pada setiap bilah menyimpan makna filosofis yang mendalam—seperti perlindungan, keberanian, dan hubungan dengan dunia roh. Setiap suku Dayak memiliki motif khas yang membedakan identitas kulturalnya.
4. Ditempa oleh Pandai Besi Tradisional
Pembuatan Mandau dilakukan oleh tukang besi khusus yang disebut panday. Proses tempa dilakukan secara tradisional, menggunakan bahan besi atau baja lokal, bahkan dahulu kala menggunakan logam dari meteorit yang dianggap sakral.