Merangin, netinfo.id — Sebuah video singkat yang memperlihatkan perjuangan seorang guru meniti kawat jembatan di Desa Limbur Merangin, Kecamatan Pemenang Barat, menyentuh hati banyak orang.
Ia bukan seorang akrobat, melainkan seorang pendidik yang setiap pagi mengabdikan diri demi masa depan anak-anak desa.
Aksi itu spontan viral. Warganet menyuarakan kekhawatiran dan simpati: “Mengapa guru harus bertaruh nyawa hanya untuk sampai ke sekolah?”
Namun di balik tayangan yang menggugah itu, tersimpan kisah yang lebih luas. Pemerintah Desa Limbur Merangin akhirnya memberi klarifikasi, bukan untuk membela diri, tapi untuk memberi pemahaman yang utuh.
Jembatan yang tampak dalam video merupakan jembatan gantung lama sepanjang 144 meter sebuah sarana vital yang selama puluhan tahun menjadi tumpuan warga untuk menyeberang, khususnya pejalan kaki dan pengendara roda dua.
Seiring waktu dan terpaan cuaca ekstrem, struktur kayunya rusak. Perbaikan pun sedang berlangsung, perlahan tapi pasti.
“Beberapa papan belum terpasang, tapi kami terus mengerjakannya. Ini jembatan lama yang masih digunakan sebagian warga karena lebih dekat,” jelas Kepala Desa Limbur Merangin.
Faktanya, sejak 2023 lalu, sebuah jembatan baru telah dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Merangin. Jembatan itu lebih kokoh, lebar, dan aman, bahkan bisa dilalui kendaraan roda empat. Namun letaknya sedikit memutar, dan sebagian warga masih memilih jalur lama karena terbiasa.