NasionalNews

Nilai Rupiah Melemah, Diprediksi Fluktuatif Hingga Pekan Depan

×

Nilai Rupiah Melemah, Diprediksi Fluktuatif Hingga Pekan Depan

Sebarkan artikel ini

Jakarta, netinfo.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat, 21 Maret 2025, ditutup melemah 15 poin ke level Rp 16.501 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah sempat menguat 7 poin ke Rp 16.485 sebelum akhirnya terkoreksi.

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah masih akan berfluktuasi pada perdagangan Senin mendatang. “Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.490 – Rp 16.550,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat sore.

Fundamental Ekonomi Indonesia Masih Kuat

Menurut Ibrahim, pelemahan rupiah terjadi di tengah optimisme terhadap fundamental ekonomi Indonesia. Lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service mempertahankan peringkat kredit Indonesia di level Baa2 dengan outlook stabil.

Moody’s menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dan 2026 akan didorong oleh permintaan domestik yang kuat, terutama konsumsi rumah tangga dan investasi. Kebijakan yang mendukung daya saing sektor manufaktur dan komoditas juga menjadi faktor positif bagi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan yang lebih berkelanjutan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan komitmen otoritas dalam menjaga stabilitas makroekonomi. “Koordinasi kebijakan mencakup stabilisasi nilai tukar rupiah guna memitigasi dampak dinamika global serta mendorong pembiayaan ekonomi melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM),” ujar Perry.

Selain itu, Bank Indonesia juga mendukung transformasi digital pemerintah, memperkuat hilirisasi, serta meningkatkan ketahanan pangan. Perry menambahkan bahwa sinergi kebijakan antara BI dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat guna menjaga stabilitas sistem keuangan.

Faktor Eksternal Beri Tekanan pada Rupiah

Pelemahan rupiah juga dipengaruhi faktor eksternal, terutama penguatan dolar AS setelah rilis kebijakan Federal Reserve (The Fed). Pasar semakin yakin bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.

READ  Pemkot Jambi Terbitkan Aturan Baru: Ketua RT Wajib Berpendidikan Minimal SMA dan Memiliki SKCK

“Pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat semakin kecil, terutama setelah The Fed kembali menahan suku bunga pekan ini,” ujar Ibrahim.

Selain itu, ketidakpastian global juga meningkat setelah Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap Iran. “Washington menargetkan kilang minyak independen Tiongkok serta entitas dan kapal lain yang terlibat dalam pasokan minyak mentah Iran ke Tiongkok,” jelas Ibrahim.

Di sisi lain, seruan Presiden AS Donald Trump agar The Fed segera memangkas suku bunga tidak berdampak signifikan terhadap pasar. “Trump mengatakan ‘akan sangat bagus’ jika Fed memangkas suku bunga, tetapi bank sentral AS tetap berhati-hati dalam menentukan kebijakan moneternya,” tambah Ibrahim.

Dengan kondisi ini, rupiah diperkirakan masih akan bergerak fluktuatif pada awal pekan depan, dipengaruhi oleh sentimen domestik maupun global.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *