Sejak tahun 2019, Uni menjalani hari-harinya sendirian di kandang Taman Rimbo Zoo, setelah ditinggal pasangan hidupnya, Peter, yang meninggal pada 2013 akibat diracun.
Kehilangan itu kian terasa berat ketika dua dari empat anak Uni mati sesaat setelah lahir, dan satu anak lainnya dipindahkan ke kebun binatang lain.
Hanya satu anak, Ayu, yang sempat menemani Uni beberapa tahun, sebelum akhirnya Ayu pun meninggal dunia.
Erliyani, Kepala Kebun Binatang Taman Rimbo pada periode 2023–2024, mengenang Uni sebagai sosok harimau yang kuat dan penuh semangat, meskipun usia senja telah menggerogoti fisiknya.
“Kami merasa sangat kehilangan. Uni sudah menjadi bagian penting dari keluarga besar Taman Rimbo. Meski usianya sudah lanjut, Uni tetap menunjukkan semangat hidup yang luar biasa,” ujarnya dengan haru.
Selamat jalan, Uni. Terima kasih telah menjadi inspirasi dan pengingat akan pentingnya melestarikan satwa langka di bumi ini. Jejakmu akan selalu dikenang, dan semangatmu akan terus hidup dalam setiap langkah pelestarian harimau Sumatera.(*)