Menurut keterangan sementara dari tim medis, HS diduga kuat terkena virus panlekopenia, berdasarkan gejala klinis dan hasil rapid test.
Saat dilakukan nekropsi, ditemukan peradangan parah pada lambung dan usus, serta adanya cacing pada lambung. Sampel organ telah dikirim ke Laboratorium PSSP Bogor untuk pemeriksaan lanjutan.
“Kami menduga penyebab kematian harimau adalah infeksi virus panlekopenia. Hasil rapid test menunjukkan indikasi kuat, namun diagnosis akhir menunggu hasil laboratorium,” ujar drh. Yani Prasetya, dokter hewan BKSDA Jambi.
Kepala Balai KSDA Jambi, Agung Nugroho, S.Si., M.A., menyampaikan rasa duka dan menegaskan bahwa seluruh prosedur medis telah dijalankan secara maksimal untuk menyelamatkan satwa dilindungi tersebut.
“Kami telah berupaya maksimal sejak proses evakuasi hingga penanganan medis. Tim bekerja tanpa henti dengan segala sumber daya yang kami miliki,” ujar Agung.
“Kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelamatan dan perawatan, termasuk masyarakat, relawan, serta pihak kepolisian,” tambahnya.
Bangkai HS saat ini diamankan sambil menunggu petunjuk lebih lanjut dari Tim Tipidter Polda Jambi terkait proses penyidikan lanjutan.(*)