CAIRO, netinfo.id – Saudi Arabia menegaskan bahwa mereka tidak akan menjalin hubungan dengan Israel tanpa terciptanya negara Palestina yang merdeka.
Pernyataan tersebut bertentangan dengan klaim Presiden Donald Trump yang sebelumnya menyatakan bahwa Riyadh tidak menginginkan tanah Palestina, setelah Trump mengusulkan rencana Amerika Serikat untuk mengambil alih Jalur Gaza.
Penolakan Saudi Arabia terhadap Pemindahan Palestina
Pada hari Rabu, Kementerian Luar Negeri Saudi mengeluarkan pernyataan yang menegaskan posisi kerajaan terkait Palestina, yang menyebutkan bahwa setiap upaya untuk memindahkan rakyat Palestina dari tanah mereka akan ditolak.
Saudi Arabia menyatakan bahwa sikap mereka terhadap Palestina adalah masalah yang tidak dapat dinegosiasikan, dan bahwa sikap ini sudah ditegaskan dengan jelas oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Pernyataan ini juga menegaskan bahwa posisi Saudi tidak memungkinkan interpretasi apapun dalam hal ini.
Ketegangan terkait pemindahan Palestina membawa memori buruk akan peristiwa “Nakba” atau bencana, yang terjadi pada tahun 1948 ketika ratusan ribu orang Palestina terpaksa mengungsi dari rumah mereka dalam konflik yang menyertai pembentukan negara Israel.
Bagi rakyat Palestina, potensi pengusiran atau pemindahan lebih lanjut dari tanah mereka adalah masalah yang sangat sensitif, yang menciptakan ketakutan akan terulangnya tragedi serupa.
Peran Saudi Arabia dalam Diplomasi Timur Tengah
Sikap Saudi Arabia menjadi penting dalam diplomasi Timur Tengah, khususnya terkait dengan hubungan mereka dengan Israel. Selama beberapa bulan terakhir, Amerika Serikat berupaya untuk mendorong Saudi Arabia, salah satu negara Arab terkuat dan paling berpengaruh, untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dan mengakui negara tersebut.
Namun, konflik Gaza yang dimulai pada Oktober 2023 telah memaksa Riyadh untuk menunda rencana ini, mengingat kemarahan negara-negara Arab atas serangan yang dilakukan Israel di Gaza.