DaerahNews

Harga Buah Pinang di Tanjabtim Anjlok ke Rp 20.000/Kg, Permintaan Melemah

×

Harga Buah Pinang di Tanjabtim Anjlok ke Rp 20.000/Kg, Permintaan Melemah

Sebarkan artikel ini

Muarasabak, netinfo.id – Harga komoditas buah pinang di Kabupaten Tanjabtimur mengalami penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Dari sebelumnya berada di kisaran Rp 30.000 per kilogram, harga saat ini turun drastis menjadi Rp 20.000 per kilogram.

Penurunan harga ini disertai melemahnya permintaan pasar, yang berdampak langsung pada aktivitas jual beli antara petani dan pengepul.

Para pedagang pengumpul (toke) mengaku tidak lagi memiliki dana likuid untuk menyerap hasil panen petani, serta menyebut bahwa kontrak kerja sama dengan pihak transportasi laut telah berakhir.

“Kami menjual dalam jumlah besar, namun toke menolak karena alasan tidak ada dana,” ujar Ramlan, seorang petani pinang di Kecamatan Geragai.

Situasi ini menyebabkan banyak stok pinang menumpuk di gudang toke, yang belum terjual akibat rendahnya permintaan dari pasar ekspor maupun lokal.

Dalam kondisi seperti ini, sebagian besar toke hanya menerima pinang dari petani dengan sistem titip barang atau skema pembayaran tunda (bon), yang tentu memperbesar risiko di pihak petani.

“Kami hanya bisa titip barang ke toke. Kalau dijual kontan, banyak yang tidak mau ambil,” tambah Ramlan.

Meskipun harga saat ini tergolong masih lebih baik dibandingkan masa sebelumnya yang hanya Rp 5.000 per kilogram, para petani tetap mengeluhkan minimnya pembeli dan arus kas yang macet. Ketidakpastian kontrak dengan mitra ekspor menyebabkan harga tidak stabil dan sulit diprediksi.

“Kalau tidak ada kontrak baru dari kapal, bisa saja harga semakin turun. Toke pun masih wait and see,” jelasnya.

Di sisi lain, para pengepul yang sebelumnya aktif beroperasi kini menghilang dari pasar karena kehilangan dukungan dana dari toke. Akibatnya, petani harus menjual langsung ke gudang toke, menambah beban distribusi dan biaya operasional.

READ  Verifikasi Terbuka: Budi Setiawan Satu-satunya Calon Ketum KONI Jambi yang Lolos

“Kami harus antar sendiri ke gudang toke, padahal dulu pengepul datang ke rumah,” jelasnya.

Petani berharap harga buah pinang bisa segera pulih agar kelangsungan ekonomi mereka tetap terjaga. Apalagi, banyak dari mereka telah mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk proses panen dan pengeringan buah.

“Stok kami banyak yang belum kering. Kalau harga rendah terus, kami akan mengalami kerugian besar,” ungkap Robi, petani lainnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *